Megan
memutar bola matanya sebal karena sikap ayahnya. Bukannya apa-apa. Ia sudah
mengijinkan ayahnya untuk menikah lagi. Tapi jika harus pindah ke Amerika? Ini
sudah berlebihan bagi Megan.
“Ayolah Megan, kau
akan senang disana. Kau akan bertemu banyak orang baru. Oh, dan kakak mu. Dia
pasti akan senang.”ujar ayahnya yang berjalan disamping Megan.
“Hm. Yeah.”desah
Megan dengan malas. Ayahnya hanya tersenyum.
Megan benar-benar
malas. Apalagi mereka harus naik pesawat dihari minggu. Dan besok ia pasti
sudah harus bersekolah disana. Ia membayangkan bagaimana rasanya sekolah di
Amerika. Harus memperkenalkan diri, beradaptasi, mencari kawan baru dan
sebagainya. Megan memang orang Amerika. Tapi sejak kecil ia tinggal di London.
Ia tidak mengerti sama sekali tentang Amerika. Itulah sebabnya ia tidak suka
Amerika.
“Hei, bersemangatlah!
Kau tidak sendiri disana.”ujar ayahnya sembari tersenyum. Megan kembali memutar
bola matanya sebal. Ia tau yang dimaksud oleh ayahnya adalah Justin. Kakak
tirinya. Ia pernah dengar banyak hal buruk tentang Justin. Tapi semoga saja itu
tidak benar.
***
Megan mengangkat tas
dan koper serta barang bawaan lainnya dari dalam bagasi taksi yang ia tumpangi.
Setelah ayahnya membayar ongkos, taksi tersebut pergi.
“Jadi, apa ini
rumahnya?”ucap Megan akhirnya setelah memperhatikan rumah dihadapannya. Rumah
dengan nuansa warna putih. Ia yakin, ibu barunya adalah seorang dokter.
“Tepat sekali. Ayo
masuk.”kata ayahnya sembari berjalan mendekati pintu utama rumah dihadapannya.
Megan memperhatikan
halaman depan rumah barunya itu. Rumah yang dipagari tinggi-tinggi. Serta air
mancur ditengah-tengah halaman depan. Ia tersenyum kecil. Mungkin ia akan betah
tinggal disini.
Tidak berapa lama
kemudian seorang wanita membukakan pintu. Ia terlihat gembira ketika melihat
kedua orang tamu yang ada dihadapannya.
“David!”serunya seraya
memeluk pria didepannya.
“Aku tidak tau kau
akan datang lebih awal. Kenapa kau tidak mengabariku?”lanjut wanita tersebut.
“Ini kejutan!”ucap
pria itu. Wanita yang bernama Patricia itu segera melepaskan pelukannya ketika
ia melihat sosok Megan.
“Hai sayang,
bagaimana penerbangan mu?”tanya Patricia sembari memeluk Megan.
“Baik.”ucap Megan ala
kadarnya.
“Aku senang jika kau
akhirnya mau tinggal disini.”tambah Patricia saat melepaskan pelukannya. Megan
tersenyum.
“Ya, kurasa Amerika
tempat yang indah. Untuk menjalani hidup yang baru.”dusta Megan.
“Baiklah, ayo
masuk!”ajak Patricia.
Lagi, Megan memutar
bola matanya. Ia ingin muntah setelah berkata seperti itu. Mulutnya terasa
pahit. Sebelum mereka masuk kedalam rumah sebuah mobil Karma Fisker putih
berhenti tepat didepan pintu masuk.
Seorang lelaki dengan
kaus putih dan jaket kulit dengan bawahan jeans serta sepatu sneaker putih
kemudian keluar dari dalam mobil tersebut. Tidak lupa si pemilik
mobil itu mengenakan kacamata hitam.
“Ah, itu Justin.”ucap
Patricia lalu menghampiri Justin dan seperti kebiasaanya, menyambut seseorang
dengan pelukan.
Mereka berdua berjalan menghampiri Megan dan ayahnya.
“Justin, ini David
dan Megan. Mereka berdua akan tinggal disini.”ucap Patricia mengenalkan
putranya kepada David dan Megan.
“Oh, hai.”ucap Justin
tersenyum.
“Baiklah, karena
sudah hampir larut, sebaiknya kita masuk. Oh, Justin, bantu Megan untuk membawa
barang-barangnya. Sekalian antarkan dia ke kamar barunya.”jelas Patricia seraya
berjalan bersama David kedalam rumah.
Justin yang berdiri
tepat didepan Megan segera melepas kacamata hitamnya lalu berkata, “Jadi kau
yang namanya Megan? Calon adik tiri ku itu?”.
“Ya.”ucap Megan
singkat.
“Hmm..”Justin
mengangkat tas milik Megan kemudian ia berbisik “Selamat datang di neraka.”
lalu masuk kedalam rumah.
‘Calon adik tiri?
Bukankah ibunya sudah menikah dengan ayah ku dua bulan yang lalu?’ Megan
menggelengkan kepalanya.
Dari ucapan Justin,
ia sudah bisa menebak bahwa kakak tirinya ini memang pria yang buruk. Ia
menghilangkan prasangka baiknya jika kakaknya bukan seperti kabar yang pernah
ia dengar. Justin adalah Bad Boys!
Megan segera berjalan
mengikuti Justin yang sudah menaiki anak tangga terlebih dahulu. Setelah berada
dilantai dua ia melihat Justin berdiri didepan sebuah pintu yang dekat dengan
anak tangga. Ia meletakkan tas Megan didepan pintu itu.
“Ini kamar mu. Dan
disebelahnya adalah kamarku. Kamar ayah dan ibu ada dibawah. Jadi, aku yang
berkuasa dilantai dua rumah ini. Jangan macam-macam dengan ku.”jelas Justin
saat Megan telah berada didekatnya.
‘wow’ gumam Megan.
‘sambutan yang mengejutkan’.
“Ok.”ucap Megan
singkat sambil memberikan dua jempol kepada Justin.
“Aku yakin kau tidak
akan tahan tinggal dirumah ini.”ancam Justin.
“Kau pikir ini acara
Big Brother? Maaf saja ya, kau bukan tandinganku.”ejek Megan kesal seraya
membuka pintu kamarnya dan segera memasukkan barang-barangnya kedalam kamar.
“Berani sekali
kau..”belum selesai bicara Megan sudah memotongnya.
“Thank You Brother
Bad Boys.”ucap Megan lalu membanting pintu kamarnya tepat didepan Justin.
“Dasar
perempuan.”gerutu Justin lalu berjalan menuju kamarnya.
***
Suara garpu dan
piring memenuhi ruang makan yang sederhana itu. Tepat didalamnya ada Megan,
Justin dan kedua orang tuanya.
“Bagaimana Megan, kau
suka dengan kamar baru mu?”tanya Patricia mencoba memecah keheningan yang ada.
“Dia tidak suka. Dia
bilang ingin kamar berwarna hitam. Ia sangat benci warna biru.”sahut Justin.
Megan terkejut mendengar ucapan Justin.
“Iya kan adikku
sayang?”tanya Justin pada Megan.
“Tidak. Aku suka
warna biru. Mengingatkanku pada warna mata mendiang ibuku.”jawab Megan dengan
santai.
Hening.
David terus
memandangi Megan dengan
tatapan-apa yang kau lakukan. Hingga putrinya itu melihatnya.
Megan menghembuskan
nafas. “Maaf.”ucapnya.
“Ah, tidak apa-apa.
Memang sulit melupakan orang yang kita sayangi.”kata Patricia.
“Ya memang benar. Aku
juga sulit melupakan ayahku.”sindir Justin dengan memberikan penekanan pada
kata ‘ayah ku’.
“Justin!”tegur
ibunya.
“Ups. Maaf.”ledek
Justin.
“Tapi orang yang kita
sayangi sebaiknya tidak kita lupakan. Iya kan ayah?”tanya Megan pada ayahnya.
“Megan!”
“Aku hanya mengatakan
sejujurnya. Ibuku memang tidak tergantikan. Tidak ada duanya. Sekalipun banyak
wanita lain didunia ini.”jelas Megan.
“Eh, aku permisi
sebentar.”ucap Patricia lalu pergi.
“Megan. Lihat, kau
mengacaukan semuanya!”kata ayahnya.
“Aku tidak menyangka
akan memiliki adik sekasar dirimu. Ayah, apa kau tidak pernah mengajarinya
sopan santun? Aku benar-benar tidak percaya ini!”tambah Justin.
“Ya, terus saja menyalahkanku!”kata
Megan tidak terima.
“Kau memang pantas
disalahkan, mengerti!”kata Ayahnya.
“Kau, benar-benar
keterlaluan Megan! Kau tidak tau perasaan wanita. Aku... aku tidak yakin jika
kau wanita baik-baik seperti yang diceritakan ibuku selama ini!.”kata Justin
terisak.
Mata Megan membulat
tidak percaya ketika melihat mata Justin yang berkaca-kaca. Kemudian air mata
Justin mulai mengalir.
“Aku akan bicara
dengan mu nanti.”ucap ayahnya lalu pergi.
“Kau
keterlaluan.”kata Justin seraya meningalkan Megan.
***
Megan berjalan dengan
lesu menuju kamarnya sembari membawa seragam sekolahnya untuk besok. Walaupun
ia tidak makan banyak hari ini, tapi ia sudah kenyang karena omelan ayahnya. Ia
sudah menjelaskan semua yang ia alami saat datang dirumah ini hingga perkelahian
dimeja makan tadi.
Tangan Megan memegang
handle pintu kamarnya lalu membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam. Ia
benar-benar tidak percaya apa yang ia telah perbuat. Ia terpancing emosi karena
Justin. Dan ia mengacaukan segalanya. Bahkan Justin sampai menangis, karena hal
yang ia anggap sepele. Mungkin benar, Justin adalah orang baik-baik.
Megan bergegas keluar
kamar dan hendak meminta maaf pada Justin. Tapi saat ia membuka pintu, Justin
sudah berdiri didepannya.
“Justin.. aku
benar-benar minta maaf atas kejadian itu. Aku tidak bermaksud melakukan itu
semua. Aku juga tidak bermaksud menyakitimu. Sungguh. Aku minta maaf.”jelas
Megan penuh penyesalan.
Hening.
Kemudian seulas
senyuman licik terlihat jelas pada bibir Justin.
“Akting mu boleh juga.”ucapnya.
Megan melotot tidak
percaya pada hal yang baru saja ia dengar.
“Akting?”desah Megan.
“Bukankah sudah
kuperingatkan, jangan macam-macam dengan ku nona manis.”kata Justin puas.
“J.. Jadi, kau
menangis, dan itu hanya akting?”tanya Megan.
“Jika sudah tau
kenapa bertanya? Seperti orang bodoh saja!”jawab Justin.
Mendengar jawaban
seperti itu membuat darah Megan mendidih. Ia segera membanting pintu
dihadapannya, namun sebelumnya Justin dengan segera mengganjal pintu itu dengan
kakinya.
“Tidak akan kubiarkan
kau membanting pintu untuk yang kedua kali didepanku!”kata Justin dengan penuh
kebencian.
“Kau benar-benar
licik!”kata Megan.
“Lihat saja besok.
Dihari pertama sekolah mu kau akan kupermalukan!.”ancam Justin lalu pergi.
Megan segera menutup pintu kamarnya.
Ia bersandar dibalik
pintu. Justin benar-benar orang yang licik. Musuh Megan kali ini cukup tangguh.
Tapi Megan tidak akan menyerah sebelum ia menang melawan Justin.
‘Bendera perang telah
dikibarkan!’gumam Megan.
***
“Baiklah, pagi ini aku
harap kalian semua bisa menikmati hari yang baru.”ucap Patricia penuh semangat
sembari menyantap pancake buatannya.
“Megan, apa kau suka
dengan seragam sekolah mu yang baru?”tanya Patricia pada putri barunya itu.
“Ya, aku suka.”kata
Megan sekenanya.
“Baguslah. Karena
sekolah mu dan Justin sama jadi kalian bisa berangkat bersama setiap
hari.”tambah Patricia.
Megan kembali tidak
percaya dengan pendengarannya sendiri. ‘Satu sekolah dengan Justin? Hell no!’.
Ia memang tidak tau jika Justin mengenakan seragam yang sama dengan dirinya.
Karena ia tidak sudi memandang Justin yang duduk disampingnya.
“Aku bisa berangkat
sendiri.”ujar Megan.
“Tidak sayang. Kau
belum tau sekolah baru mu. Justin, kau tidak keberatan kan jika berangkat
bersama Megan?”tanya Patricia.
“Ya, tidak masalah.
Menghemat biaya.”sindir Justin. Lagi, ia memberi penekanan pada kata ‘menghemat
biaya’.
‘Ia pikir aku barang
kiriman? Atau seekor anjing? Menghemat biaya, awas saja kau!’
Megan menghembuskan
nafasnya kesal. Ia tidak ingin mengulang kejadian semalam. Kali ini ia memilih
untuk mengalah. Hanya kali ini.
***
Wellllllllll
to the welllllll wellll wellllll. Gimana? Asik? Aneh? Kurang panjang atau ancur
bobrok?wqwq. oke berikan komentar mu yaaaaawww :3
Next
secepatnya. See you.
Catatan:
Cerita ini udah pernah aku post di akunku wattpad.com/strawberryraindrops yang punya wattpad silahkan difollow nanti aku follow back :D